Kategori Digilib
Laporan Pelaksanaan Baseline Survey Rencana Pengamanan Air (RPA) Sungai Cikapundung, Bandung Jawa Barat
Pokja AMPL Kota Bandung, Gemricik, Kemunitas Masyarakat Cikapundung, Waspola Facility
Jakarta: Waspola Facility, 2013
31 Mei 2013
29 hal + tabel + gambar; 30 cm
628.162 Was l
Waspola Facility, Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM), Uji Coba, Sungai Cikapundung, Dago Bengkok, Tamansari, Transect Walk, AMPL
Perpustakaan Pokja AMPL. Telepon 021-31904113
1.599 kali
Masih dalam rangkaian kegiatan Rencana Pengamanan Air (RPA) Sungai Cikapundung dilakukan uji coba dengan melakukan serangkaian intervensi baik fisik maupun non fisik di daerah yang telah disepakati oleh seluruh stakeholder adalah Dago Bengkok sampai Tamansari. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan hasil yang terukur. Salah satu kegiatan yang telah dijalankan yaitu kegiatan penelusuran lokasi (transect walk) di lokasi uji coba.
Kegiatan penelusuran lokasi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran keadaan sumber-sumber daya di lokasi uji coba RPAM kawasan Sungai Cikapundung dengan cara mengamati secara langsung yang dilakukan pada tanggal 21-27 November 2010.
Dari hasil pengamatan terlihat penggunaan lahan didominasi oleh permukiman penduduk sampai ke sempadan sungai. Pada umumnya status tanah milik warga, penyediaan air bersih untuk masyarakat pada umumnya dilayani oleh PDAM dan memanfaatkan mata air akan tetapi ada juga masyarakat yang memanfaatkan rembesan air dari sawah. Untuk pengelolaan limbah rumah tangga pada umumnya tanpa diolah dan langsung dibuang ke sungai, sedikit masyarakat yang air limbahnya di tangki septik dan penggunaan kolam fitoremidiasi untuk mengolaj air buangan dari sebagian rumah tangga. Pengolahan sampah dilakukan dengan tiga cara yaitu dikelola oleh RW, membuang ke sungai dan dikumpulkan di TPS dan dibakar. Saluran drainase dilakukan melalui saluran kecil di pinggiran jalan kecil menuju ke sungai dan anak sungai, dan saluran terbuka di pinggir gang mengarah ke sungai. Adapun masalah yang ditemui diantaranya adalah banyaknya sampah dari bagian hulu sering menghambat arus sungai dan dikhawatirkan terjadi banjir, adanya kegiatan pengembang yang membuka lahan dengan kemiringan lereng besar yang dapat menyebabkan tanah longsor sehingga menyumbat aliran sungai, perubahan fungsi lahan di lingkungan sekitar sungai dan penyempitan lebar sungai akibat pemanfaatan bantaran untuk perluasan halaman dan bangunan.