Kategori Digilib
Buku Putih Kabupaten Muara Enim.
Muara Enim: Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Muara Enim, 2010
23 November 2012
363.725.981.603 BUK
Buku Putih Sanitasi, Kabupaten Muara Enim, AMPL, SKPD,
Perpustakaan Pokja AMPL. Telepon 021-31904113
1.389 kali
Buku Putih ini berisi data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kabupaten Muara Enim yang menjadi acuan dalam perencanaan strategis sanitasi tingkat kota. Rencana pembangunan sanitasi dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan buku ini. Setiap tahun ada dua laporan yang dijadikan satu dengan nama “Laporan Sanitasi Tahunan” yang teridiri dari laporan tahunan SKPD dan laporan kegaiatan sanitasi.
Saat ini permukiman-permukiman baik perdesaan maupun perkotaan di Kabupaten Muara Enim belum mempunyai sarana pengelolaan air limbah domestik (rumah tangga) secara terpusat (Offsite). Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk diharapkan SKPD perlu segera melakukan studi tentang pengelolaan air limbah secara profesional dan berkelanjutan serta perlu dituangkan dalam peraturan daerah tentang pengelolaan limbah cair rumah tangga. Kesadaran masyarakat di daerah kumuh perkotaan dalam kegiatan pembuangan limbah cair masih rendah, dikarenakan tradisi membuang limbah cair masih dilakukan di sungai.
Sementara itu tingkat pelayanan persampahan mencapai 75% yang dilayani oleh UPTD Kebersihan dan Pertamanan, untuk penduduk yang belum terlayani membuang sampah di sungai, saluran air dan tempat-tempat terbuka. Hal ini disebabkan armada belum memadai, belum maksimalnya fasilitas penunjang dilahan TPA dan masih kurang kesadaran masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
Banyaknya instansi yang berwenang dalam pengelolaan drainase merupakan masalah pelik yang perlu diselesaikan karena sulitnya koordinasi antar SKPD dan sistem drainase yang ada belum mampu melayani seluruh wilayah dikarena keterbatasan dana. Sedangkan kendala yang dihadapi PDAM Lematang Enim saat ini adalah kualitas air baku yang kurang baik, pengaliran belum dapat dilaksanakan 24 jam secara terus menerus dan tingginya biaya produksi dan distribusi air.