Kategori Digilib
Berani, 23-29 Juni 2014/Tahun VIII/No.25 " Kompetisi Berkuda Tradisional"
Redaksi Berani
Jakarta : Anugerah Mitra Dharma Grha, 2014
11 Juli 2014
23 hal ; 28 cm
Festival Hijau, Sistem Bank Sampah (SBS), Kota Palu, tanah meteorit
Perpustakaan Pokja AMPL No Telp.(021) 31904113
1.097 kali
Sejumlah anak antusias mengikuti lomba melukis tong sampah dalam Festival Hijau yang diselenggarakan BSD City di Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).Melalui kegiatan ini diharapkan kecintaan anak pada bumi yang terwujud dengan salah satu kebiasaan, yaitu membuang sampah pada tempatnya.
Masalah sampah saat ini masih menjadi ancaman bagi masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2012, rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan 0,5-0,8 kilogram (kg) sampah per orang per hari. Karena itu Yayasan Unilever Indonesia merasa bertanggung jawab membantu mengurangi dampah sampah dengan mengembangkan Sistem Bank Sampah (SBS).
Perwakilan pelajar tingkat SD dan SMP di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), mengikuti perlombaan membuat karya lukis dengan menggunakan media kanvas dari kain kulit kayu dengan menggunakan media kanvas dari kain kulit kayu. Kegiatan ini digelar untuk membangkitkan kecintaan generasi muda terhadap kekayaan alam dan budaya masa lalu.
Menurut Dr.Michael Mautner dari Virginia Commonwealth University di Amerika Serikat, bercocok tanam di planet selain bumi bisa saja terjadi di masa depan. Baru-baru ini mengadakan percobaan menanam di tanah meteorit (benda padat sisa meteor /benda langit yang terbakar di atmosfer bumi). Sebelum menanam bibit, Dr Michael mengolah meteorit sedemikian rupa agar menyerupai tanah. Tanah meteorit ini mengandung fosfat, nitrat, dan air yang dibutuhkan oleh bibit tanaman untuk bertumbuh. Ternyata, tanah meteorit ini mampu menumbuhkan sejumlah tanaman, seperti asparagus, kentang, dan ganggang