Kategori Digilib
Bumi Khalayan (DVD Finalis Festival Film Dokumenter 2007 Kategori Pemula)
Pengarang
Nanki Nirmanto
Nanki Nirmanto
Penerbit
Bozz Community, 1 DVD 7: 15, 2007
Bozz Community, 1 DVD 7: 15, 2007
Tahun Terbit
Th. 2007
Th. 2007
No. Klasifikasi
363.72. 070.18 NIR b
363.72. 070.18 NIR b
Kata Kunci
DVD, film dokumenter, FFD, sampah, global warming
DVD, film dokumenter, FFD, sampah, global warming
Lokasi
Perpustakaan AMPL
Perpustakaan AMPL
Dilihat
965 kali
965 kali
Entah sampai kapan persoalan sampah akan terselesaikan. Atau memang sudah seharusnya kita tidak menjadikan sampah sebagai persoalan, tapi kewajiban kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan untuk mengolahnya.
Bila kita meyakini bahwa “kebersihan adalah sebagian dari iman” tentu sampah bukan lagi persoalan karena hidup bersih menjadi landasan bagi kita. Artinya dimana dan kemanapun kita akan memperhatikan kebersihan lingkungan.
Tak usah berbicara sungai-sungai kotor yang menghiasi wilayah perkotaan. Jauh di kampung pun, tak jarang ditemukan aliran sungai yang menghitam dan dipenuhi sampah. Bantaran sungai dan sudut-sudut jembatan menjadi tempat bersemayam sampah masyarakat.
Memprihatinkan memang. Setidaknya inilah gambaran nyata hasil bidikan kamera seorang pelajar SMU yang terkemas menjadi sebuah karya film dokumenter. Dalam film bertajuk “Bumi Khayalan” berdurasi tujuh menit ini obyek yang diambil adalah lingkungan tak jauh dari pembuat film itu tinggal.
“Banyak hal di sekeliling kita yang bisa kita angkat menjadi sebuah karya film. Tidak perlu jauh-jauh, tinggal bagaimana kepekaan kita terhadap lingkungan,” tutur Nanki Nirmanto, sang pembuat film.
Pada bagian isi film, ditampilkan wawancara warga yang hidup di sekitar bantaran sungai. Menurut mereka, selama ini tidak terjamah fasilitas pembuangan sampah seperti yang ada di wilayah perkotaan. Untuk itulah, dengan seenaknya warga membuang sampah di sungai.
Tak hanya persoalan sampah warga yang dibidik, pabrik-pabrik yang merangsek ke wilayah kampung pun menjadi obyek film ini. Mereka dengan seenaknya membuang limbah pabrik ke saluran vital yang melewati persawahan dan perkampungan warga. Sungguh, bumi yang bersih dan sehat hanya menjadi khayalan.
Film produksi Bozz Community yang dibuat dengan semangat independen ini telah diikutkan ke sebuah festival film dokumenter The Body Shop bertema Global Warming yang digelar Dewan Kesenian Jakarta.
Bila kita meyakini bahwa “kebersihan adalah sebagian dari iman” tentu sampah bukan lagi persoalan karena hidup bersih menjadi landasan bagi kita. Artinya dimana dan kemanapun kita akan memperhatikan kebersihan lingkungan.
Tak usah berbicara sungai-sungai kotor yang menghiasi wilayah perkotaan. Jauh di kampung pun, tak jarang ditemukan aliran sungai yang menghitam dan dipenuhi sampah. Bantaran sungai dan sudut-sudut jembatan menjadi tempat bersemayam sampah masyarakat.
Memprihatinkan memang. Setidaknya inilah gambaran nyata hasil bidikan kamera seorang pelajar SMU yang terkemas menjadi sebuah karya film dokumenter. Dalam film bertajuk “Bumi Khayalan” berdurasi tujuh menit ini obyek yang diambil adalah lingkungan tak jauh dari pembuat film itu tinggal.
“Banyak hal di sekeliling kita yang bisa kita angkat menjadi sebuah karya film. Tidak perlu jauh-jauh, tinggal bagaimana kepekaan kita terhadap lingkungan,” tutur Nanki Nirmanto, sang pembuat film.
Pada bagian isi film, ditampilkan wawancara warga yang hidup di sekitar bantaran sungai. Menurut mereka, selama ini tidak terjamah fasilitas pembuangan sampah seperti yang ada di wilayah perkotaan. Untuk itulah, dengan seenaknya warga membuang sampah di sungai.
Tak hanya persoalan sampah warga yang dibidik, pabrik-pabrik yang merangsek ke wilayah kampung pun menjadi obyek film ini. Mereka dengan seenaknya membuang limbah pabrik ke saluran vital yang melewati persawahan dan perkampungan warga. Sungguh, bumi yang bersih dan sehat hanya menjadi khayalan.
Film produksi Bozz Community yang dibuat dengan semangat independen ini telah diikutkan ke sebuah festival film dokumenter The Body Shop bertema Global Warming yang digelar Dewan Kesenian Jakarta.