Kategori Digilib
Kajian Kualitas Perairan Menggunakan Bioindikator Makrozoobentos di Estuari Sungai Cisadane dan Sungai Cidurian Propinsi Banten
Alvizia Pradinda
Jakarta, Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti
2008
628.5 PRA k
Bioindikator, Makrozoobentos, Pencemaran Air, Sungai Cidurian, Sungai Cisadane
Perpustakaan FALTL Universitas Trisakti, Telp. 021-5663232 (ext.771)
http://www.trisakti.ac.id/faltl/
1.145 kali
Terjadinya penurunan kualitas serta perusakan keseimbangan lingkungan hidup antara lain disebabkan pencemaran air limbah yang berasal dari rumah tangga maupun industri. Pengkajian kualitas perairan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan analisis fisika dan kimia air serta analisis biologi. Untuk perairan yang dinamis, analisis fisika dan kimia air kurang memberikan gambaran sesungguhnya akan kualitas perairan, sedangkan analisis biologi khususnya analisis struktur komunitas hewan bentos, dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kualitas perairan. Hewan bentos hidup relatif menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Diantara hewan bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam makrozoobentos. Indeks keanekaragaman tertinggi dimiliki oleh titik A4 dengan nilai 1,16 untuk sampling I dan 1,17 untuk sampling II sehingga termasuk dalam perairan setengah tercemar. Perairan A4 didominasi oleh Acropaginulla sp. dan Turitella sp. Indeks keanekaragaman terendah diperoleh dari titik A2 yaitu muara S. Cisadane dengan nilai 0,14 untuk sampling I dan 0,18 untuk sampling II sehingga termasuk dalam perairan tercemar berat. Perairan A2 didominasi oleh Terebralia sp. Indeks keseragaman yang paling tinggi dimiliki oleh titik B4, dengan nilai 0,95 untuk sampling I dan 0,96 untuk sampling II, dan tidak terdapat jenis makrozoobenthos yang mendominasi daerah penelitian tersebut. Indeks keseragaman terendah dimiliki oleh titik A2, yaitu 0,21 untuk sampling I dan 0,18 untuk sampling II. Hal tersebut sesuai dengan adanya dominasi spesies Terebralia sp. pada perairan A2. Indeks dominansi terbesar diperoleh dari titik A2, yaitu 0,88 pada sampling II. Pada A2 memang diketahui berdasarkan data kepadatan, bahwa pada titik tersebut terdapat terdapat salah satu jenis makrozoobenthos yang mendominasi yaitu Terebralia sp. Indeks dominansi terkecil diperoleh dari titik A4, dimana nilainya sebesar 0,1 baik untuk sampling I maupun II. Tidak ada jenis yang mendominasi perairan tersebut. Acropaginula sp. dan Turitella sp. dapat dijadikan sebagai biondikator kualitas perairan setengah tercemar. Sedangkan Terebralia sp. dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas perairan tercemar berat.
Pustaka ini tersedia di Perpustakaan FALTL Universitas Trisakti, Telp. 021-5663232 (ext.771)