Kategori Digilib
Membenahi Tata Air Jabotabek: Seratus tahun dari kanal hingga Ciliwung Flooday
Pengarang
A.R. Soehoed
A.R. Soehoed
Penerbit
Jakarta, Djambatan, 2004, X + 237 hal
Jakarta, Djambatan, 2004, X + 237 hal
Tahun Terbit
14 September 2006
14 September 2006
No. Klasifikasi
333. 91 SOE m
333. 91 SOE m
Kata Kunci
Sumber Daya Air, Jabotabek
Sumber Daya Air, Jabotabek
Lokasi
Perpustakaan AMPL, Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup. CP : Bpk. Yayat (021-85907286)
Perpustakaan AMPL, Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup. CP : Bpk. Yayat (021-85907286)
Dilihat
1.059 kali
1.059 kali
Banjir di Indonesia coraknya cepat berkembang sekaligus cepat berlalu. Meski begitu kerugian dan penderitaan yang disebabkan tetap besar dan tidak menghilang secepat itu. Banyak pihak yang memperkirakan bahwa yang akan datang tidak akan sama dahsyatnya seperti yang pernah terjadi. Manusia cepat lupa, dan baru akan terkejut bila empat atau lima tahun kemudian tiba-tiba banjir memuncak kembali, dengan lebih dahsyat lagi. Buku ini, menyusul buku yang terdahulu "Banjir Ibukota, Tinjauan Historis & Pandangan ke Depan" (Djambatan, Maret 2002) dimaksudkan untuk memperluas dan lebih mendalami masalah banjir. Yakni, masalah yang lebih menyangkut wilayah kota Jabotabek.
Banjir dan tata air bukanlah masalah yang berdiri sendiri dan dapat diatasi dengan satu, dua langkah serta oleh satu atau dua instansi saja.Buku ini merupakan satu dari "tiga serangkai" karya A.R. Soehoed yang diterbitkan PT Penerbit Djambatan setelah BANJIR IBUKOTA. Dua buku lainnya adalah REKLAMASI LAUT DANGKAL dan PROYEK PANTURA.
Banjir dan tata air bukanlah masalah yang berdiri sendiri dan dapat diatasi dengan satu, dua langkah serta oleh satu atau dua instansi saja.Buku ini merupakan satu dari "tiga serangkai" karya A.R. Soehoed yang diterbitkan PT Penerbit Djambatan setelah BANJIR IBUKOTA. Dua buku lainnya adalah REKLAMASI LAUT DANGKAL dan PROYEK PANTURA.