Mudah, Murah dan Menghasilkan

Setiap hari, setiap orang dalam aktivitasnya hampir selalu menghasilkan sampah. Menurut data yang ada pada tahun 2005, volume sampah di Jakarta saja menghasilkan 6.000 ton per harinya. Belum lagi di kota-kota lainnya di Indonesia. Sampah telah menjadi persoalan umum di Indonesia. Jumlahnya yang besar dan makin meningkat serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah berdampak buruk bagi kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Pada umumnya, pengelolaan TPA saat ini belum sesuai standar teknis. Sumber utama sampah adalah berasal dari aktivitas masyarakat, baik melalui rumah tangga, fasilitas umum, maupun industri.Karena itu, kesadaran masyarakat untuk membatasi dan mengolah sampah menjadi sangat penting. Program pembinaan terus dilakukan oleh pemerintah dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara lebih baik. Mengurangi timbulan sampah sejak dari sumbernya dan mengelola di tingkat kelompok masyarakat diharapkan menjadi kebiasaan yang dapat terus dikembangkan. Dengan demikian sampah yang dibuanga ke TPA dapat berkurang secara signifikan.

VCD ini berisi tentang beberapa cerita sukses di beberapa daerah dalam mengelola sampahnya menjadi lebih baik serta bermanfaat untuk lingkungan, dikarenakan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Success story yang diceritakan disini adalah SMUN 34, Pondok Labu yang telah berhasil menjalankan program pengelolaan sampah sekolah dengan cara memisahkan sampah organik dan non-organik, membuat kompos, serta mendaur ulang sampah di tempat yang mereka sebut Griya Daur Ulang.

Selain itu diceritakan pula tentang Kampung Banjar Sari, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan yang telah melakukan pengolahan sampah secara baik. Di setiap rumah tangga telah dilakukan pemilahan sampah, sampah organik di daur ulang, sedangkan sampah non organik dijual kepada pemulung untuk nantinya didaur ulang.

Cerita yang terakhir yang juga telah berhasil mengelola sampah dengan baik, yaitu Perumahan Mustika Tiga raksa, Tangerang, Banten. Warga masyarakat perumahan tersebut juga memilah sampahnya menjadi organik dan non-organik. Sampah organik dikelola menjadi kompos. Sedangkan air yang mengalir di bawah sampah ditampung dalam septic tank kemudian digunakan sebagai biogas yang dialirkan ke kompor untuk memasak keperluan sehari-hari.