Kategori Digilib
PDAM Bangkrut: awas perang air ,DPR(D), Bupati-Walikota tak peduli; PAM swasta, air kemasan vs depot isi ulang; Minum air menui alzheimer; Minamata, tifus, muntaber, disentri.
Pengarang
Gede H. Cahyana.
Gede H. Cahyana.
Penerbit
Bandung, Sahara Golden Press, 2004,
Bandung, Sahara Golden Press, 2004,
Tahun Terbit
04 Agustus 2006
04 Agustus 2006
No. Klasifikasi
363. 61 CAH p
363. 61 CAH p
Kata Kunci
air bersih, politik, PDAM
air bersih, politik, PDAM
Lokasi
Perpustakaan AMPL
Perpustakaan AMPL
Dilihat
1.899 kali
1.899 kali
Betapa sulitnya, kita dihadapkan pada ancaman hilangnya air di tatar Sunda karena hutannya dijarah, tidak dikelola dengan baik, sementara banyak pihak yang masih belum tergerak untuk menuju ke arah keutuhan hutan sebagai sumber air bagi kehidupan.
Keberadaan air ditengah-tengah kita, dirudung banyak permasalahan yang mendasar dalam pengelolaannya. air yang seemakin hari semakin langka ketersediaanya itu baru menggugah usaha bagi para pemodal untuk meraup keuntungan yang lebih besar, sementara masyarakat kebanyakan masih terlena, kurang peduli, dan pasrah pada pengelolaan apa adanya.
Buku ini mencoba membuka wacana publik dalam membahas pengelolaan air bagi kesejahteraan masyarakat kita khususnya di perkotaan dengan PDAM-nya. Penulis juga mengangkat perang air antara air minum kemasan (amik) dengan depot air minum kemasan ulang (amiku), juga potensi perang antara PDAM dan lembaga lain dan bahkan antar-PDAM itu sendiri. Buku ini layak menjadi bacaan wajib pejabat pusat dan daerah, anggota dewan, rekan-rekan pegiat di LSM, guru, dosen, mahasiswa, pengusaha, pelanggan PDAM, sampai dengan orang PDAM, pengusaha amik dan amiku.
Keberadaan air ditengah-tengah kita, dirudung banyak permasalahan yang mendasar dalam pengelolaannya. air yang seemakin hari semakin langka ketersediaanya itu baru menggugah usaha bagi para pemodal untuk meraup keuntungan yang lebih besar, sementara masyarakat kebanyakan masih terlena, kurang peduli, dan pasrah pada pengelolaan apa adanya.
Buku ini mencoba membuka wacana publik dalam membahas pengelolaan air bagi kesejahteraan masyarakat kita khususnya di perkotaan dengan PDAM-nya. Penulis juga mengangkat perang air antara air minum kemasan (amik) dengan depot air minum kemasan ulang (amiku), juga potensi perang antara PDAM dan lembaga lain dan bahkan antar-PDAM itu sendiri. Buku ini layak menjadi bacaan wajib pejabat pusat dan daerah, anggota dewan, rekan-rekan pegiat di LSM, guru, dosen, mahasiswa, pengusaha, pelanggan PDAM, sampai dengan orang PDAM, pengusaha amik dan amiku.