Percik Edisi III Tahun 2011 "Air Minum dan Sanitasi Perlu Manajemen Komprehensif"

Data Kementrian Kesehatan tahun 2010 mengungkapkan bahwa baru 36,6 persen penduduk Indonesia yang bisa mengakses air bersih secara optimal yakni 100 liter per orang per hari.  Sementara itu data dari Susenas 2010 menunjukkan pengadaan air bersih ini dapat dikatakan masih relatif kecil yakni 16,08%.  Pengadaan air bersih di Indonesia dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) masih terpusat di perkotaan.  Untuk daerah yang belum mendapatkan air bersih dari PDAM, pada umumnya mendapatkan air bersih dari sumur (air tanah), air sungai, air hujan, mata air dan lainnya. Yang menjadi permasahan adalah sering dijumpai kualitas air masih kurang bahkan tidak memenuhi syarat air minum sehat dan di musim kemarau tidak jarang masyarakat kekurangan air.

Untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air minum terdapat beberapa langkah yang perlu diambil diantaranya adalah alokasi anggaran dari pemerintah untuk membangun bendungan air (water reservoir) agar dapat meningkatkan suplai air tanah hingga 200%, membangun bendungan bawah tanah (underground barrier) untuk menahan resapan air di wilayah perbukitan, mengembalikan fungsi bantaran sungai, rencana pemerintah untuk menerapkan teknologi ekohidrologi (pengolahan air limbah menjadi air bersih) dan lainnya. Selain pemerintah, swasta dan masyarakat pun turut berperan dalam mengatasi permasalahan ini.

Selain air minum, Percik edisi kali ini mengungkapkan pula tema tentang sanitasi yang masih berupaya secara berkelanjutan melaksanakan peningkatan dan perbaikan dalam meningkatkan lingkungan sehat.